Menjadi alunan nada, klakson dan gendruman kendaraan ituDuduk dipojokanKelihatan seperti orang jalanan,Yang lusuh, kucel, dan keringat. PercisBatu mulia itu memantulkan cahaya matahariYa aku melihatnya. Cantik sekaliKerlap kerlip silau namun indah dipandangYa aku melihatnya,Terdapat merah muda, putih, biruDan yang sering kulihat adalah hijau,Menjadikan panas ini hilang rasanya,Namun tunggu. Disini aku sedang menunggu,Sejenak, kuberfikir membuat untaian kataDijalanan, ya dijalanan.Mulai membuka berandanya,Ah tidak ada yang menjadi pusatan mata,Ingin meninggalkan tapi entah..Kuurungkan niat setelah melihat kejanggalan, hawa panas mulai merebak,Kenapa? Kenapa ku dibedakan!Terik yang panas menyentuh kulitRasanya inginkan lari dan ta’ mau kembaliEntahlah..Kubiarkan, sampai ia menyadarinya.*30 desember 2011
my journal, suharti hikmayani. "pungutlah hikmah dimanapun kalian mendapatinya"
Laman
Jumat, 30 Desember 2011
Teriknya Hati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Subhanallah, pusinya indah
BalasHapusMasya Allah, syukraan akhi udah dicomet artikel ana :) senang rasanya ada yang mau baca, inshAllah ana sering" posting lagi deh, syukraan ya
Hapus:) salam ukhuwah :)
BalasHapus