Laman

Jumat, 30 Desember 2011

Teriknya Hati

Panas menyengat
Menjadi alunan nada, klakson dan gendruman kendaraan itu
Duduk dipojokan
Kelihatan seperti orang jalanan,
Yang lusuh, kucel, dan keringat. Percis
Batu mulia itu memantulkan cahaya matahari
Ya aku melihatnya. Cantik sekali
Kerlap kerlip silau namun indah dipandang
Ya aku melihatnya,
Terdapat merah muda, putih, biru
Dan yang sering kulihat adalah hijau,
Menjadikan panas ini hilang rasanya,
Namun tunggu. Disini aku sedang menunggu,
Sejenak, kuberfikir membuat untaian kata
Dijalanan, ya dijalanan.
Mulai membuka berandanya,
Ah tidak ada yang menjadi pusatan mata,
Ingin meninggalkan tapi entah..
Kuurungkan niat setelah melihat kejanggalan, hawa panas mulai merebak,
Kenapa? Kenapa ku dibedakan!
Terik yang panas menyentuh kulit
Rasanya inginkan lari dan ta’ mau kembali
Entahlah..
Kubiarkan, sampai ia menyadarinya.
*30 desember 2011

Jumat, 23 Desember 2011

Definisi Guru Sukses

Sulitkah Menjadi Guru Sukses dan Profesional Agar Dicintai Murid-muridnya Sampai Mati?

MENJADI guru itu gampang-gampang susah. Mengampu pelajaran tertentu yang telah ditekuni sekian lama dan terus berulang tentu bukanlah pekerjaan sulit. Namun menghadapi murid yang selalu berganti tiap tahun, memiliki karakter berbeda, dan tingkat penyerapan terhadap materi pelajaran yang tak sama, pasti membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi. Guru yang tak sabar dan kurang telaten akan terkurung oleh frustasi. Profesi mulia sebagai guru terasa sebagai sebuah beban yang terus menghimpit. Bisa-bisa guru menjadi stres. Padahal guru dalam berbagai sisi menjadi ukuran nilai yang darinya murid bercermin untuk merangkai makna keteladanan.

Lalu bagaimanakah cara mengatasi hal tersebut, apakah menjadi seorang guru yang sukses dan profesional dapat dicintai murid-murid?Sulitkah?

Sukses adalah apa yang kita pikirkan dan kita ingin raih. Setiap orang memiliki arti sukses yang berbeda-beda. Ada yang menginginkan kesuksesan dalam bidang karir, materi, profesi, ada juga yang menginginkan kesuksesan dalam bidang sosial keagamaan. Menjadi guru merupakan salah satu profesi unik, di mana kesuksesan guru tidak hanya terkait pada dirinya sendiri, tetapi juga terkait dengan anak didiknya. Seorang guru dianggap berhasil jika mampu menghasilkan anak didik dengan nilai-nilai hasil pelajaran yang baik, akhlak yang baik, sikap mental yang baik, dan juga kemampuan dan keterampilan hidup sesuai dengan usianya. Jadi, sangat menarik bahwa kesuksesan seorang guru terkait tidak hanya saat anak didik belajar di sekolah, tetapi juga saat anak didik tersebut keluar dan lulus dari sekolah.

Menurut saya, penilaian sukses bukan sekedar bahwa seorang guru telah menjalankan program kegiatan belajar secara benar, tetapi justru datang dari anak-anak itu sendiri yang merasa senang dengan aktifitas bermain sambil belajar yang kita diselenggarakan. Seorang guru yang sukses adalah guru yang mampu mengelola murid-muridnya dengan baik, mampu mendidik siswa-siswinya dengan penuh kasih sayang, selalu tampak senang dan bersemangat dalam mengajar, dimana dalam hal ini, akan membuat siswa merasa senang dan termotivasi untuk belajar.

Lalu, apakah dengan adanya kesuksesan seorang guru dalam mendidik siswanya, mencerminkan profesionalisme seorang guru?

Guru Profesional


Menjadi profesional adalah meramu kualitas dengan intergiritas,

menjadi guru pforesional adalah keniscayaan. Namun demikian, profesi guru juga sangat lekat dengan peran yang psikologis, humannis bahkan identik dengan citra kemanusiaan. Karena ibarat sebuah laboratorium, seorang guru seperti ilmuwan yang sedang bereksperimen terhadap nasib anak manusia dan juga suatu bangsa. Ada beberapa kriteria untuk menjadi guru profesional.

Memiliki skill/keahlian dalam mendidik atau mengajar

Menjadi guru mungkin semua orang bisa. Tetapi menjadi guru yang memiliki keahlian dalam mendidikan atau mengajar perlu pendidikan, pelatihan dan jam terbang yang memadai. Dalam kontek diatas, untuk menjadi guru seperti yang dimaksud standar minimal yang harus dimiliki adalah:

*Kemampuan memahami visi dan misi pendidikan

*Keahlian mentrasfer ilmu pengetahuan atau metodelogi pembelajaran

*Memahami konsep perkembangan anak/psikologi

Kemampuan mengorganisir dan problem solving

*Kreatif dan memiliki seni dalam mendidik

*Memiliki kemampuan intelektual yang memadai

Personaliti Guru

Guru harus memiliki integritas dan personaliti yang baik dan benar. Hal ini sangat mendasar, karena tugas guru bukan hanya mengajar (transfer knowledge) tetapi juga menanamkan nilai - nilai dasar dari bangun karakter atau akhlak anak.

Memposisikan profesi guru sebagai The High Class Profesi

Di negeri ini sudah menjadi realitas umum guru bukan menjadi profesi yang berkelas baik secara sosial maupun ekonomi. Hal yang biasa, apabila menjadi Teller di sebuah Bank, lebih terlihat high class dibandingkan guru. jika ingin menposisikan profesi guru setara dengan profesi lainnya, mulai di blow up bahwa profesi guru strata atau derajat yang tinggi dan dihormati dalam masyarakat. Karena mengingat begitu fundamental peran guru bagi proses perubahan dan perbaikan di masyarakat.

Dengan kata lain masalah profesionalisme guru adalah isu yang paling serius diantara permasalahan lain yang dihadapi guru kita. Pembicaraan mengenai problematika guru sering sampai pada kesimpulan bahwa sampai hari ini sepertinya guru “belum percaya diri” menyebut profesi mereka sebagai sebuah profesi yang sejajar dengan profesi lainnya, seperti dokter, pengacara, hakim, atau psikolog. Dengan kata lain, guru seperti “tak bisa” menyebut diri mereka sebagai seorang profesional yang sejajar dengan para profesional di bidang yang lain.

Hal ini disebabkan karena mereka sadar bahwa suatu jenis pekerjaan yang disebut profesi idelnya memiliki kedudukan lebih dibanding dengan pekerjaan lain yang tidak dianggap sebagai profesi. Kedudukan lebih itu bisa berupa materiil maupun sprirituil. Disamping itu, untuk menjadi profesional harus memenuhi kriteria dan persyaratan tertentu. Seorang profesional menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap lebih dibanding pekerja lainnya. Maka untuk menjadi profesional, seseorang harus memenuhi kualifikasi minimun, sertifikasi, serta memiliki etika profesi (Nurkholis, 2004).

Kalau kita bandingkan dengan profesi guru dengan profesi terhormat lainnya, seperti dokter, pengacara, dan akuntan, maka kita akan melihat betapa besarnya perbedaan profesi guru dengan profesi lainnya itu. Lazim diketahui bahwa untuk menjadi seorang dokter, pengacara, dan akuntan, misalnya, membutuhkan proses yang panjang dan waktu yang lama. Mereka harus mengikuti berbagai jenis jenjang pendidikan formal, praktek lapangan, atau magang dalam waktu tertentu di bidangnya masing-masing. Bahkan, di negara-negara maju, seperti Jerman dan Amerika, konon untuk mendapatkan status guru seseorang harus magang di lembaga pendidikan minimal dua tahun. Hal ini dilakukan sebagai salah satu jaminan bahwa yang bersangkutan profesional dalam menjalankan tugasnya.

Adanya Program Profesionalisme Guru

  • Pelatihan yang terpadu, berjenjang dan berkesinambungan (long life eduction)
  • Penyetaraan pendidikan dan membuat standarisasi mimimum pendidikan
  • Pengembangan diri dan motivasi riset
  • Pengayaan kreatifitas untuk menjadi guru karya (Guru yang bisa menjadi guru)
  • Pola rekruitmen yang berstandar dan selektif

Peran Manajeman Sekolah

§ Fasilitator program Pelatihan dan Pengembangan profesi

§ Menciptakan jenjang karir yang fair dan terbuka

§ Membangun manajemen dan sistem ketenagaan yang baku

§ Membangun sistem kesejahteraan guru berbasis prestasi

Menurut saya, seorang guru yang sukses mencerminkan sikap profesionalisme guru tersebut. Nah, yang menjadi permasalahan, apakah dengan tercapainya kedua hal tersebut, murid-murid dapat mencintai, menyukai diri seorang guru tersebut?

Seorang guru baru dapat dibilang sukses apabila dia telah berhasil membuat siswa-siswanya mencintai dirinya. Tentu saja, figure seorang guru tersebut sangat dirindukan dan diingat selalu sekarang dan akan datang.

Cara Agar Guru Selalu diingat dan dirindu, sekarang dan selamanya

Kata kunci adalah “Jadilah Bintang dimata dan dihati murid atau anak Anda”. Agar anda menjadi guru dan orang tua yang selalu dinanti dan dirindu, sekarang dan selamanya. Lalu, apa kelebihan bintang itu? Apa kualitas Bintang yang akan selalu dinanti dan dirindu? Kualitas bintang itu dapat dilihat dan dirasakan dengan beberapa sebab

:
• Kekuatan sinarnya, prestasinya atau kecemerlangannya dapat dilihat jelas oleh siswa dan anak

• Daya tariknya, potensinya selalu memberi keuntungan dan kenyamanan bagi siswa dan anak

• Dampaknya, hasil kerjanya bisa dirasakan nikmat dan menyenangkan siswa

· Hormatnya,kedudukannya, keistimewanya membawa berkah bagi siswa, sekolah dan siapapun yang terkain dengannya.

Langkah apa yang harus dimiliki agar menjadi Bintang dimata dandihati murid anda?

• Jadilah orang pertama yang selalu mendukung ide dan gagasan siswa

Contoh “Ibu saya usul tidak ada PR lagi” kata siswa. Lalu si ibu ,menjawab ” Iya saya setuju, atau ide menarik, gagasan baik, usulan hebat, ide kreatif, very nice, good..good….TAPI….kita bahas nati ya, tapi…kita bicakan lain waktu, tapi… kita bahas lagi lebih lanjut…oke guys…”. Lalu, lihat apa reaksi murid Anda?

Jadilah yang pertama membantu siswa

“bantuan Anda dapat dilihat, dirasakan dan dinikmati oleh siswa”, sehingga menjadi kenangan yang tak terlupakan sepanjang masa.

• Jadilah yang pertama membuktikan ide menjadi hasil

“Hari ini kita akan buat kelas ini juara kebersihan”, Anda mulai membersihkan, merapikan, membuat gambar dinding yang unik dan menarik. Lalu, lihat apa yang terjadi dengan murid Anda?

Menjadi yang terakhir meragukan diri dan siswa

“Carilah seribu alasan untuk meragukan diri dan siswa Anda”, jika tidak menemukannya, maka jadilah orang yang selalu positif dan optimis, karena Anda dan kita semua tidak pernah tahu apa yang akan terjadi hari esok. Bisa jadi siswa yang anda anggap paling bodoh dikelas saat ini adalah pengusaha sukses atau pemimpin bangsa ini dimasa depan.Siapa yang tahu?


• Jadilah yang terakhir untuk menyerah
.

“Siswa bandel, susah faham, Pekerjaan banyak, Tugas Numpuk -Mendidik, Mengajar, Menilai, Mendokumentasikan, Mengenal karakter, Mengenal Potensi siswa, Menyusun Rencana mengajar, Membuat Silabus, Remedi, Pengayaan, pelatihan, Urusan dapur, Kasur, Anak-anak, Dll..Wow, sangat sibuk dan sangat melelahkan!!!”. Anda akan menyerah? Jika ya, maka

Anda tidak akan pernah menjadi bintang.


• Jadilah yang terakhir untuk menyalahkan
.

“Nilai ujian siswa tidak sesuai target, siswa banyak masalah, siswa bosan di kelas, siswa bandel, siswa malas, siswa ribut, dll” Siapa yang salah? Sesungguhnya tidak ada yang perlu disalahkan, yang Anda adalah kontribusi untuk selalu memperbaiki keadaan. Bertanggung jawab seratus persen. Jika Anda mulai menyalahkan orang lain, maka Anda tidak akan menjadi bintang

Agar Anda dicintai Siswa

Pernakah Anda sebagai guru ketika tidak di kelas atau saat jalan-jalan untuk acara pribadi kemudian tiba-tiba rindu kepada murid? Jika pernah, berarti benih cinta kepada murid telah merasuk ke dalam jalur darah Anda. Banyak guru yang mengajar hanya sekadarnya, tanpa cinta, tanpa hati, dan tanpa peduli. Yang terpenting masuk kelas, jam selesai, keluar kelas, dan selala satu semester mengeluarkan nilai karena tuntutan sekolah.
Cobalah mengajar dengan cinta, agar Anda dicintai. Meski terasa susah memulainya, namun yakinlah Anda akan tenang, damai, dan nikmat. Berikut tips mengajar dengan cinta.

Siapkan Menu

Ibarat seorang ibu yang menyiapkan makan malam untuk acara keluarga, menu sajian pastilah disiapkan dengan baik agar memberikan kepuasan kepada penikmat masakan tersebut. Begitu pula, guru yang akan memunculkan benih cinta, siapkanlah menu pembelajaran dengan

baik agar dapat dinikmati murid dengan baik pula.

Hargai Siswa

Anak adalah anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Hargai anak sebagaimana mereka adalah sosok anak. Bawalah dunia Anda ke dunia mereka.

Tiap ucapan anak adalah emas jadi perlu direspon dengan emas pula.

Tersenyumlah

Jika anda tersenyum dengan murid, dia akan memberikan cinta 100 kalinya sebagai pembalasan senyum itu. Kemudian, senyum guru akan disimpan dalam memori anak yang paling dalam. Memori itu pada akhirnya dapat melejitkan potensi diri anak itu sendiri. Senyum adalah multivitamin yang mampu neggairahkan kejiwaan anak.

Jadilah Aktor

Ketika di kelas, jadilah aktor yang mampu menawan murid. Gunakan tangan, hentakan kaki, lirikan, mimik, intonasi suara secara terpadu. Aktor yang baik akan mampu membenamkan kepedulian penontonnya untuk terus terkesima sambil memahami maknanya.

Bersahabatlah dengan mereka

Cinta bukan paksaan. Ia lahir dari perasaan, kehadirannya tidak diundang, perginya tiada yang merelakan. Persahabatan biasanya berakhir dengan percintaan tetapi percintaan tidak pernah berakhir dengan persahabatan. Bersahabatlah dengan siswa secara tulus. Sepanjang hidupnya, siswa akan selalu tulus kepada sahabat gurunya.

Itulah, lima tips dasar bagi guru yang mengajar dengan cinta. Cinta bukan mengajar kita lemah tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar menghinakan diri tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat tetapi membangkitkan semangat. Kadangkala kita menyadari betapa dalamnya kita menyintai seseorang, di saat kita sedang kehilangannya. Dan kadangkala kita juga menyadari betapa perlunya cinta seseorang terhadap kita, di saat kita amat memerlukannya.

Ternyata tidak sulit bukan, menjadi seorang guru yang sukses dan professional agar dicintai murid, dirindukan, selalu diingat baik sekarang, dan akan datang.

Daftar Referensi

Allman, Barbara, et.al. 2010. Menjadi Guru Kreatif Agar Dicintai Murid Sampai Mati. Yogyakarta: Golden Books

Ngainum, Nangim. 2009. Menjadi Guru Inspiratif. Diambil dari: http://www.cintaibuku.co.cc

Ayi Muzayini E. Kosasih. The Beauty Of Teaching: Cara Agar Menjadi Guru dan Orangtua yang Selalu Diingat dan Diistimewakan Siswa, Sekarang dan Selamanya. Diambil dari: www.ayi-ibet.blogspot.com

Sabtu, 17 Desember 2011

1 kesulitan 2 kemudahan

Selama hidup di dunia, seorang manusia terus saja mendapati kesusahan dan kesulitan. Semenjak dilahirkan, di masa kecil, remaja dewasa, bahkan sampai kematian pun berbagai kesulitan senantiasa mengiringi. Ini adalah ketetapan Allah bagi manusia, selama mereka belum kembali ke dalam surga yang penuh kenikmatan. Allah ta’ala berfirman,

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي كَبَدٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (al-Balad: 4)

Dan ini adalah suatu kewajaran, karena Allah menjadikan dunia ini sebagai tempat ujian dan cobaan bagi umat manusia. Tidak dinamakan cobaan jika tidak ada kesulitan sama sekali di sana. Oleh karenanya, bukanlah suatu keinginan realistis ketika seseorang ingin menghindari semua kesulitan. Akan tetapi seorang yang cerdas lagi mengetahui hakikat akan berusaha mencari tahu bagaimana sikap yang harus ditempuh dalam menghadapi berbagai kesulitan.

Hikmah dibalik kesulitan

Sudah dimaklumi bahwa Allah menciptakan kita di dunia ini dengan tujuan agar kita beribadah hanya kepada Allah. Kita menghamba, tunduk, patuh, menghinakan diri dan merendahkan diri di hadapan Allah ta’ala. Inilah tujuan utama, dan inilah tujuan yang paling mulia. Maka, ketika Allah mentakdirkan berbagai ketetapan-Nya bagi manusia, tidak lain karena Allah menginginkan agar manusia kembali kepada-Nya untuk merealisasikan tujuan hidupnya di dunia ini.

Tidaklah Allah menimpakan suatu musibah kepada manusia, kecuali bertujuan agar dia kembali kepada-Nya. Sehingga, sebaik-baik perkataan yang diucapkan oleh orang yang tertimpa musibah adalah perkataan,
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali hanya kepada-Nya.”

Kalimat ini mengandung makna bahwa kita semua adalah makhluk yang dikuasai, dimiliki dan dibawah pengaturan Allah ta’ala. Sedangkan kita semua akan kembali kepada-Nya di akhirat kelak. Sehingga ketika Allah berkehendak menimpakan musibah kepada kita, maka itu adalah hak-Nya, dan kita tidak berhak memprotes. Kita berkewajiban untuk bersabar menghadapi musibah itu, karena sabar terhadapnya adalah diperintahkan oleh-Nya.

Tentang makna kalimat tersebut, Fudhail bin ‘Iyadh v, mengatakan, “Barangsiapa mengetahui (meyakini) bahwa dirinya akan kembali kepada Allah, hendaknya dia mengetahui bahwa dia akan dihadapkan di hadapan Allah. Barangsiapa mengetahui dirinya akan dihadapkan di hadapan Allah, hendaknya dia mengetahui bahwa dia akan ditanya di hadapan Allah. Barangsiapa mengetahui dirinya akan ditanya di hadapan Allah, hendaknya dia mempersiapkan jawaban untuk setiap pertanyaan.”

Sehingga berbagai kesulitan dan musibah yang menimpa hamba, sesungguhnya adalah pengingat bagi hamba akan kerendahan dan kelemahan dirinya dihadapan Allah. Pengingat bahwa dia akan kembali kepada Allah ta’ala. Yang dengan itu diharapkan dia akan kembali menghamba kepada Allah, mempersiapkan diri menyambut akhirat dengan ketakwaan.

Ada Kemudahan bersama Kesulitan

Dari paparan tersebut, kita mengetahui ternyata Allah menimpakan musibah dan menakdirkan kesulitan bukan untuk menyulitkan hamba-Nya, apalagi menzhaliminya. Maha suci Allah dari hal demikian. Akan tetapi, musibah dan kesulitan itu adalah ujian yang manfaatnya akan kembali kepada hamba, yang kebanyakan adalah sebagai akibat dari ulah hamba itu sendiri.

Dan jika kita benar-benar memperhatikan musibah dan kesulitan yang Allah takdirkan, niscaya kita akan mendapati bahwa bersama setiap kesulitan itu pasti ada kemudahan yang mengiringinya. Ini adalah kenyataan, dan ini adalah janji Allah ta’ala.
Allah ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (*) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (asy-Syarh: 5-6)

Syekh Abdurrahman as-Sa’di v menjelaskan, ayat ini merupakan kabar gembira bahwa setiap kesusahan dan kesulitan pasti diiringi oleh kemudahan. Sehingga seandainya kesulitan itu masuk ke dalam liang binatang Dhab, niscaya kemudahan juga akan ikut masuk dan mengeluarkannya.

Beliau juga menjelaskan, bahwa sebuah kesulitan akan diiringi oleh dua kemudahan. Maka satu kesulitan tidak akan bisa mengalahkan dua kemudahan. Dan kesulitan yang dimaksud adalah umum, mencakup segala bentuk kesulitan. Seberapa besar pun tingkat kesulitan pasti diakhiri dengan kemudahan. (Lihat Taisirul Karimir Rahman)

Pada ayat tadi, Allah menegaskan dengan perkataan-Nya, “bersama kesulitan” yang hal ini menunjukkan akan dekatnya kemudahan itu setelah datangnya kesulitan. Demikian juga sabda Nabi shollallohu’alaihi wa sallam,
وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Dan sesungguhnya kelapangan ada bersama dengan kesempitan, dan bersama kesulitan pasti ada kemudahan.” (Riwayat Ahmad)

Allah ta’ala berfirman,
حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللهِ أَلا إنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.’” (al-Baqarah: 214)

Dan perlu kita pahami bahwa kemudahan ini terkadang berupa kesuksesan yang Allah berikan kepada hamba-Nya dalam menghadapi kesulitan ini, dan terkadang berupa kelapangan dada untuk sabar dan ridha menerima takdir dan kehendak Allah ini. Sehingga janganlah kita sampai berprasangka buruk kepada Allah ta’ala ketika mendapati suatu kesulitan dan musibah.

Bagaimana meraih kemudahan?

Janji yang Allah berikan kepada hamba-Nya bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan, bukan berarti kita boleh berpangku tangan menunggu tanpa usaha meraih kemudahan dari Allah ta’ala. Bahkan Allah ta’ala telah menjelaskan jalan-jalan untuk menggapai kemudahan dan pertolongan dari Allah ta’ala. Karena Allah telah menjadikan segala sesuatu dengan sebabnya. Berikut ini beberapa usaha yang seyogyanya kita lakukan dalam rangka meraih kemudahan dari Allah ta’ala:

- Bertakwa kepada Allah ta’ala.
Berdasarkan firman Allah ta’ala,
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (ath-Thalaq: 2)

- Bertawakal hanya kepada Allah.
Karena Allah ta’ala berfirman,
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (ath-Thalaq: 3)

- Bersabar dan menguatkan kesabaran.
Allah ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (Ali ‘Imran: 200)

- Ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam menempuh jalan Allah.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (al-Ankabut: 69)

- Meluruskan dan menguatkan keimanan.
Allah ta’ala berfirman,
وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” (ar-Rum: 47)

- Mengenal Allah dalam keadaan lapang.
Rasulullah shollallohu’alaihi wa sallam bersabda,
تَعرَّفْ إلى اللهِ في الرَّخاء يَعْرِفْك في الشِّدَّةِ
“Kenalilah Allah dalam keadaan lapang, niscaya Allah akan mengenalmu dalam keadaan sempit.” (Riwayat Ahmad)
Maksudnya, jika seorang hamba dalam keadaan lapangnya tetap bertakwa kepada Allah, menjaga batasan-batasan-Nya, dan memperhatikan hak-hak-Nya, berarti dia telah mengenal Allah dalam keadaan lapang. Dan dengan itulah Allah akan menyelamatkannya dari berbagai kesusahan dan kesulitan. Wallahu a’lam.

Artikel Rubrik Lentera Majalah Nikah Sakinah Vol 10 No 2