Laman

Sabtu, 08 Oktober 2011

Tentang Stress (Qoliq)

Assalamu’alaikum, malam yang dingin menusuk nadiku ini bertanggalkan 07 bulan Juni tahun 2011, ya, sehari sesudah dimana sy berkurang jatah waktu hidup sy di dunia ini. *

*06 Juni 1996 pada saat itu sy pertamakali membuka mata dan menulis lembaran baru hidup saya.Mencoba menjadi puitisi. Jarang- jarang sy berbagi cerita, insyAllah ada hikmahnya.

Jam 20.—(sekian) sy dan shodiqoty (temanku) menuju sekolah untuk les bahasa arab, hmm suasananya gelap, sunyi, sepi, seperti kota mati, yah begitulah kehidupan kota ini (kota? Sy rasa ini desa bukan kota). Tempat dimana dikelilingi oleh gunung- gunung walau ta’ setinggi gunung everets akan tetapi cukup membuat desa ini nyaman, sejuk dan dingin sekali. (sy bangga dapat merasakan lingkungan sekolah seperti ini).

Sebelumnya ada yang membuat sy ganjil ternyata kata “qoliq” (stres) menghampiri sy walau tdk diundang, biasa (mengeluh) kehidupan asrama begini jadinya. Tapi jangan menilai miring tentang “asrama”, sy berfikir/ menurut sy kehidupan asrama ini adalah yang membimbing kita untuk belajar dewasa, ya itulah yang sy rasakan. Dengan berbagai masalah yang menghadang, masalah itu secara tidak langsung akan membuat kita menjadi dewasa.

Sampailah kita di sekolah, menunggu guru yang akan mengisi kesenyapan yang ada, alhamdulillah guru itu datang.

“assalamu’alaikum.. loh kalian masih disini? Kan ust sudah kasih tau tadi” (ust, itulah panggilan untuk guru- guru kami)

“Wa’alaikum salam.. ah-ya? Jadi sekarang kita tidak ada les untuk malam ini?” (sepertinya yang dititipkan amanah tersebut lupa, ah-ya lupakan kan tanggung sudah di sekolah)

“iya, eh Kaefa haluk ya hikma?” (biasanya ust mengetes kita bagaimanapun suasananya)

“hmm, InsyAllah bikhoir, ah-ya qoliqoh stadz” (sekalian mencoba untuk menerapkan bahasa arab dan menjawab su’al ) “ah-ya ust ana baru ingat, tadi pagi sy dapat ilmu baru tentang qoliq (stres) ternyata itu berbahaya loh..” (biasa kita sering sharing tentang apapun, tapi ada batasannya juga)

“loh ust fikir itu tidak, coba beri tahu apa itu?” (dengan penasarannya)

“begini.. ternyata apabila keadaan kita stress detak jantung kita berubah, yang pada awalnya normal menjadi abnormal (ih serem bahasanya abnormal), ya detak jantung kita menjadi cepat (coba kalian tes sendiri bagaimana detak jantung kalian pada saat normal, sedih, senang, marah, stress, dan lain- lain. –itu adalah saran ust yang mengajar kami bahasa arab-). Benar- benar beda dengan yang biasa- biasanya ternyata seluruh tubuh kita mendapatkan respon dari otak kita yang terkena virus –error error stress error- (intermezo ya, itulah sy). Nah yang pada awalnya Allah telah memogram detak jantung kita sekian (dengan keadaan normal) sedangkan tugas jantungkan memompakan darah keseluruh tubuh, dengan adanya virus tersebut–error error stress error- detak jantung akan menambah kewajiban kerjanya yang lebih extra dari pada yang sebelumnya, dan itulah musykillahnya (masalahnya) jantung akan memompakan darah berlebih kemana saja terutama pada otang kita, dan jika otak kita sudah mengeluarkan sirine –otak, full darah- itu bahaya akibatnya darah itu akan mengendap dan bisa mengakibatkan kanker” (panjang sudah ceritanya, kurang lebih begitu, jika kurang tambahin sendiri) eh wawllahu’alam, antum ‘alamu minni (Kalian lebih tau daripada sy)

“wah mumtazzah (hebat, kalo kita mah seratus), tapi apa kalian tau apa obat untuk semua itu? Itu kita bisa cegah dengan cara tersebut, hayo apa kalian tahu?”

(lenggang suasana kembali terasa, sunyi, ingin menjawabnya tapi takut salah)

“kalian bawa mushaf? Yo kalian coba buka surat ar-Ra’d, kalo ga salah (loh? Ust ini ya..), iya ar-Ra’d ayat 28” (dengan pasti)

(sy sibuk mencari dan membaca terjemahnya)

“(yaitu) orang- orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” Ar-ra’d ayat 28

(sy langsung membalikkan badan, dan berkata “Ya Allah, Ighfirli (Ampuni sy). Perasaan takjub yang membuat sy menjadi ringan tanpa beban, seperti memiliki kelezatan tersendiri ketika mengingat Allah. Subhanallah)

“(tersenyum) apakah kalian tahu kisah nabi Ayub ketika terserang pengakit kulit, atau kisah nabi Zakaria yang berserah diri kepada Allah karena tidak dikaruniai seorang anak?. Mereka berserah diri dengan memanjatkan doa dengan ikhlas meminta kepada Allah, dan kalian bisa gunakan juga hati kalian gundah, tidak dikaruniai anak, yok kita buka al- anbiya’ (hmm) kalau itu mushaf standar madinah, buka lembar ketiga”

(serius mencari)

“nah ketemu, dan sy baca…

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Yuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang. Maka Kami kabulkan (do’a)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Akmi, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami. Al-anbiya’ 83-84. Dan (ingatlah kisah) Zakaria, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seotang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris terbaik.

“that is amazing.. subhanallah syukron ust, ternyata kita ta’ perlu mencari- cari kemana- mana ya, di al-qur’an juga sudah siap sedia jawaban kita. Ya ust syukron jazeelan. Kita mau pamit sudah malam, assalamu’alaikum..”

Nah loh bisa diambilkan hikmahnya?

Syukron sudah mau mampir tunggu cerita selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar