Laman

Rabu, 18 Mei 2011

Hakekat tauhid dan kedudukannya

TAUHID

[ HAKEKAT DAN KEDUDUKANNYA ]

Firman Allah I :

]وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْأِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُون[ِ (الذريات:56)

“Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah ([1]) kepada-Ku.” (QS. Adz –Dzariyat, 56 ).

])وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوت[(النحل: من الآية36)

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat (untuk menyerukan) “ Beribadalah kepada Allah ( saja ) dan jauhilah thoghut([2]) .” (QS. An – Nahl, 36 ).

] وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا[

“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah : “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (QS. Al – Isra’, 23- 24).

] قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلاَّ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلاَ تَقْتُلُوا أَوْلاَدَكُمْ مِنْ إِمْلاَقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلاَ تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلاَ تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ وَلاَ تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلاَّ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لاَ نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [

“Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmua, yaitu “ Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka ; dan janganlah kamu mendekati perbuatan perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya ) melainkan dengan sesuatu ( sebab ) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami ( nya ). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun dia adalah kerabat(mu). Dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. Dan bahwa ( yang Kami perintahkan ) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia ; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan ( yang lain ), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” ( QS. Al – An’am, 151- 153).

Ibnu Mas’ud t berkata : “Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad r yang tertera di atasnya cincin stempel milik beliau, maka supaya membaca firman Allah I : “Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepadaNya, dan “Sungguh inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kalian ikuti jalan-jalan yang lain. ([3])

Mu’adz bin Jabal t berkata :

كنت رديف النبي r على حمار، فقال لي :" يا معاذ، أتدري ما حق الله على العباد، وما حق العباد على الله ؟ قلت : الله ورسوله أعلم، قال : حق الله على العباد أن يعبدوه ولا يشركوا به شيئا، وحق العباد على الله أن لا يعذب من لا يشرك به شيئا، قلت : يا رسول الله، أفلا أبشر الناس ؟ قال : " لا تبشرهم فيتكلوا ".

“Aku pernah diboncengkan Nabi r di atas keledai, kemudian beliau berkata kepadaku : “ wahai muadz, tahukah kamu apakah hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya, dan apa hak hamba-hambaNya yang pasti dipenuhi oleh Allah ?, Aku menjawab : “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda : “Hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hambaNya ialah hendaknya mereka beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, sedangkan hak hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah ialah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang orang yang tidak menyekutukanNya dengan sesuatupun, lalu aku bertanya : ya Rasulullah, bolehkah aku menyampaikan berita gembira ini kepada orang-orang ?, beliau menjawab : “Jangan engkau lakukan itu, karena hawatir mereka nanti bersikap pasrah” ( HR. Bukhari, Muslim ).



([1] ) Ibadah ialah penghambaan diri kepada Allah ta’ala dengan mentaati segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw. Dan inilah hakekat agama Islam, karena Islam maknanya ialah penyerahan diri kepada Allah semata, yang disertai dengan kepatuhan mutlak kepada Nya, dengan penuh rasa rendah diri dan cinta.

Ibadah berarti juga segala perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun batin, yang dicintai dan diridloi oleh Allah. Dan suatu amal akan diterima oleh Allah sebagai ibadah apabila diniati dengan ikhlas karena Allah semata ; dan mengikuti tuntunan Rasulullah saw.

([2] ) Thoghut ialah : setiap yang diagungkan - selain Allah – dengan disembah, ditaati, atau dipatuhi ; baik yang diagungkan itu berupa batu, manusia ataupun setan.

Menjauhi thoghut berarti mengingkarinya, tidak menyembah dan memujanya, dalam bentuk dan cara apapun.

([3] )Atsar ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Abi Hatim.


*Rujukan dari kitab Tauhid

- Syekh Muhammad bin Abdul Wahab

Selasa, 17 Mei 2011

coklat chip (ladzed)


ASSALAMU’ALAIKUM..
wah kebanyakan artikel ana (saya) ini formal formal ya. Nah sekarang ana ingin membuat artikel yang tidak monoton yang resmi kalo dibaca dan membosannya. Wow jelas ana takut para pembaca yang ana hormati hanya sekedar memberikan kesan pertama kali dan yang terakhir T.T.. ana akan berbagi resep nih membuat coklat chip yang InshAllah halal. Ini dia bahan- bahannya:

225 gr terigu protein sedang

20 gr susu bubuk

200 gr mentega

175 gr tepung gula/ gula halus

75 gr coklat bubuk

25 gr maizena

2 kuning telur

50 gr coklat chip

Gini nih cara membuatnya, oh iya jangan lupa baca bismillah ya, semoga apa yang kita kerjakan mendapat ridho Allah. Bismillah..

1. Kocok mentega dan gula halus hingga tercampur rata.

2. Masukkan kuning telur satu persatu sambil dikocok hingga tercapur rata.

3. Campur terigu, coklat bubuk dan maizena. Ayak.

4. Masukkan campuran terigu ke dalam adonan mentaga secara bertahap.

5. Aduk rata dengan tangan sampai tidak lengket dan bisa dibentuk.

6. Bentuk adnan bulat kecil, letakkan diatas Loyang yang telah dialas silicon paper/ di oles mentega. Beri beberapa buah coklat chip, tekan perlahan hinga brbentuk bulat pipih.

7. Panggang dalam oven dengan suhu 180 selama +_ 20 menit.


Alhamdulillah sahl am laa? (mudah tidak) pastinya.. yo kita coba di rumah. Ah ya jangan lupa ya kirim comentnya yang sudah mencobanya.. syukron jazeelan (terima kasih n.n)


Minggu, 15 Mei 2011

Percakapan antara pensil dan penghapus.


Percakapan antara pinsil dan penghapus yang mengandung banyak pesan.

Pensil : Maafkan aku, aku telah membuat kesalahan lagi

Penghapus : Tidak apa- apa sayangku, kamu tidak melakukan suatu keburukan yang aku tak bisa memperbaikinya

Pensil : Aku minta maaf, dimanapun aku berbuat kesalahan, kamu selalu ada untuk memperbaikinya. Disetiap kau memperbaikiku dengan menghapus keburukanku, kamu menjadi kehilangan bagian dari tubuhmu. Hal ini membuatmu semakin lama semakin kecil.

Penghapus : Itu benar, tapi itu tidak masalah. Lihatlah aku, aku dibuat untuk melakukan hal ini. Aku dibuat untuk menolongmu ketika kau melakukan suatu kesalahan. Aku ingin kau selalu benar.

Pensil : Aku bahagia karena kau selalu ada untuk mengoreksiku. Aku tidak tahu, apa yang bisa aku lakukan tanpamu.

Penghapus : Aku tahu, suatu hari nanti aku akan pergi untuk selamanya. Dan kamu harus mencari pengganti aku. Sesungguhnya aku sangat bahagia bersamamu dan aku benar – benar bahagia terhadap pekerjaanku. Jadi berhentilah merasa cemas. Aku tidak suka melihatmu bersedih. Aku berharap kamu dapat secepatnya belajar seperti aku, tanpa harus membutuhkan aku lagi.

Aku menemukan manfaat dari percakapan antara pensil dan penghapus ini sangat menginspirasi diriku. Orang tua seperti penghapus dan seorang anaklah pensilnya. Orang tua selalu ada untuk buah hatinya, membersihkan kesalahannya, dan mendidiknya agar dapat mengoreksi dirinya sendiri. Suatu saat, mereka terluka, mengalami penurunan, menjadi tua, rapuh, kemudian meninggal. Orang tua menydari bahwa dikemudian hari anaknya akan menemukan pasangan hidupnya, untuk kemudian bahagia mengajar anaknya – anaknya. Mereka tidak suka melihat anaknya yang berharga merasa cemas dan sedih. Mereka berharap anak – anaknya dapat bekerja dengan baik untuk membuat sesuatu yang berguna di dunia ini. Tulisan ini untuk para orang tua dan juga anak – anak yang dicintainya yang mana ingin berusaha keras membuat sesuatu yang berguna bagi dunia ini. Sebagai seorang anak, kita tidak pernah tahu bagaimana cinta orang tua kita, sebelum kita merasakan menjadi orang tua.


~tulisan ukhti di bumi Afghanistan_farzana_~

~alih bahasa : Bidadari Timur~